04 Februari 2009

PROFILE



ACHMAD BARIR, MSi.

Pendidikan
S1 ; Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Ampel
S2 ; Ilmu PSDM Unair Surabaya,

Pengalaman dan Kariear
Imam Rawatib Masjid Al Falah Surabaya,
Wakil Ketua Korps Mubaligh Jawa Timur,
Ketua DPC PBB Kota Surabaya,
HMI Badko Jatim,
Dosen UM Surabaya,
Wartawan Harian Kota, Penulis Lepas di Berbagai Media

31 Januari 2009

PB PII Haramkan Kader aktif Merokok

sebagai konsekuensi dukung fatwa haram rokok maka aktifis PII diharamkan
merokok. Selamat berjuang. Allahu Akbar

PENGURUS BESAR PELAJAR ISLAM INDONESIA (PB PII)
TENTANG
Dukungan Fatwa MUI Tentang Pengharaman Rokok Bagi Anak-Anak, Remaja Dan Ibu
Hamil
"remaja hari ini adalah calon pelanggan tetap hari esok.pola merokok remaja penting bagi Philip Moris," demikian laporan Philip Moris 1981,sebagaimana dikutip oleh badan kesehatan dunia (WHO. Merokok sangat merugikan kesehatan bagi perokok dan orang-orang yang berada disekitar perokok, menurut data Departemen Kesehatan, dana yang dikeluarkan untuk mengobati penyakit yang diakibatkan oleh rokok lebih
besar daripada pendapatan Negara dari cukai rokok.
Menurutdata yang dimiliki oleh Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII),
Hampir 70 % perokok di Indonesia adalah kalangan pemuda dan pelajar
(baik ditingkat SMP maupun ditingkat SMU, dan seringkali kita juga
temukan anak-anak SD juga telah merokok). Hal ini sangat
memperihatinkan karena pemuda dan pelajar adalah generasi penerus
bangsa, apabila mereka sudah sakit-sakitan diakibatkan oleh rokok maka
bangsa ini akan menjadi bangsa yang lemah dan sangat mudah untuk
dikendalikan oleh bangsa lain.
Menurut data dari WHO,setiap tahunnya hampir 4 Juta orang meninggal dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau (rokok) dan sebagaian besar yang meninggal
adalah kalangan remaja.
Selain itu juga, rokok merupakan awal mula pelajar untuk mengkomsumsi NARKOBA, karena menurut survey Badan Narkotika Nasional (BNN) pemakaian narkoba diawali dari
kebiasaan merokok serta dampak yang paling buruk adalah terjangkitnya
virus HIV AIDS yang menjakiti pelajar melalui pemakaian jarum suntik
pemakai narkoba.
Melihat hal ini maka perlu adanya pencegahan akan bahaya rokok, salah satunya dengan larangan merokok atau fatwa haram untuk merokok bagi kalangan remaja dan anak-anak yang merupakan komsumen terbesar dari produk rokok,Oleh karena itu, Pengurus Besar (PB) Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai organisasi pelajar yang peduli dan konsen akan nasib pelajar, dengan ini :

1. Mendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Pengharaman Merokok
bagi anak-anak, remaja dan ibu Hamil.

2. Menyerukan kepada pemerintah untuk memperkuat fatwa MUI ini dengan
dibuatnya aturan pemerintah yang mengatur pelarangan peredaran rokok
bagi kalangan anak-anak dan remaja.
3. Menyerukan kepada seluruh
umat islam terutama Kader Pelajar Islam Indonesia (PII) se- Nusantara
untuk mendukung fatwa MUI tentang pengharaman merokok bagi anak-anak,
remaja dan Ibu Hamil.

Demikianlah surat dukungan ini kami buat, semoga hari esok akan lebih baik bagi generasi penerus bangsa dengan hidup tanpa rokok.

Jakarta, 30 Muharram 1430 H
27 Januari 2009 M
PENGURUS BESAR
PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII)
PERIODE 2008-2010

ttd ttd
Nasrullah AHMAD JOJON NOVANDRI
Ketua Umum Sekretaris Jendral

30 Januari 2009

PROFIL



Fathur Rahman

Sidoarjo, 12 Mei 1970

Pendidikan
MIM Penatarsewu (1982)
SMPN Candi (1985)
MAN Sidoarjo (1990)
Unmuh Sidoarjo (1998)
UMS Magister Pendidikan Islam (2007)
Ma’had Alfattah (1985)
LPBA Alsum Sidoarjo (1992)

Organisasi

Ketua Osis MAN Sidoarjo (1989)
Sekretaris PW GPI Jatim (1997)
Ketua PW GPI Jatim (1999)
Sekretaris DDII Sidoarjo (2000)
Ketua PCM Buduran (2000)

Karier
Pengajar SMP dan SMA Ma’had Alfattah Buduran tahun 1990-2006
Pengajar SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo
Muballigh dan membina majlis ta’lim di Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Pasuruan, Mojokerto, dan Pasuruan
Pendiri Pesantren LANSIA HUSNUL KHOTIMAH Mojokerto
Direktur ElKISI(Lembaga Kajian Islam Intensif)

TIPS MEREDAM MARAH

Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah saw bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai (H.R. Ahmad).

DAlam riwayat Abu Hurairah dikatakan Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah (H.R. Malik).


Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:

Pertama ; Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).

Kedua ; Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
Ketiga ; Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).

Keempat ; Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).

Kelima ; Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)

15 Januari 2009

PROFIL



LA ODE SORE TAPI, S.Sos.I

PENDIDIKAN
SD Alhilaal Tonu - Maluku
MTsN 1 Ambon
SMU Al Fattah Sidoarjo
S1(Pengembangan Masyarakat Islam(PMI))IAIN Sunan Ampel Surabaya

ORGANISASI
Pelopor berdirinya Pelajar Islam Indonesia(PII) Maluku
Ketua PD Pelajar Islam Indonesia(PII) Sidoarjo
Devisi Pers Ikatan Pelajar Nahdatul ulama (IPNU) Komisariat IAIN Sunan Ampel Surabaya
Devisi Pers Himpunan Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam(HMJ PMI)

14 Januari 2009

Aqidah Islamiyah

Dalam syariat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama. Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : Ikhlas karena Allah SWT yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasulullah SAW tertolak atau mengikuti Rasulullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya."

Pada masa Rasulullah SAW, aqidah bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham, kalaupun terjadi langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para sahabat yang artinya berbunyi : "Kita diberikan keimanan sebelum Al-Qur'an"

Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dalam seluruh kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang tidak berkesudahan di akherat kelak. Dia akan berjalan tanpa arah yang jelas dan penuh dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personaliti. Biasanya penyimpangan itu disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya :

Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya pengertian dan perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang aqidah yang benar.

Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. Karena itu dia menolak aqidah yang benar. Seperti firman Allah SWT tentang ummat terdahulu yang keberatan menerima aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalam Surat Al-Baqarah 170 yang artinya : "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutlah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." (Apabila mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk."

Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi yang tepat sesuai dengan argumen Al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.

Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang sholeh yang sudah meninggal dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Hal itu karena menganggap mereka sebagai penengah/arbiter antara dia dengan Allah. Kuburan-kuburan mereka dijadikan tempat meminta, bernadzar dan berbagai ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Demikian itu pernah dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika mereka mengagungkan kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya : "Dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr."

Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam disebabkan silau terhadap peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan para pemikir dan ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus menerima tingkah laku dan kebudayaan mereka.

Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam, sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Pada hal Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan yang artinya : "Setiap anak terlahirkan berdasarkan fithrahnya, maka kedua orang tuanya yang meyahudikannya, menashranikannya, atau memajusikannya" (HR: Bukhari).

Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh acara / program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain sebagainya.

Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2 jam seminggu dalam pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering. Ditambah lagi mass media baik cetak maupun elektronik banyak tidak mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya secara besar-besaran.

Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh negatif dari hal-hal yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan dunia dan akherat kita, Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa' 69 yang artinya : "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."

Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah Islamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebahagiannya dunia akherat. Dan merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara siang dan malam, antara bumi dan langit dan antara ibadah dan adat serta antara dunia dan akherat. Faedah yang akan diperoleh orang yang menguasai Aqidah Islamiyah adalah :

Membebaskan dirinya dari ubudiyah / penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.

Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka.

Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).

Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.

Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda antara miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit putih dan hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.

09 Januari 2009

Din: Pembodohan, Partai Islam yang Sok Pluralis

Jakarta - Pemilu 2009 sudah di depan mata. Manuver partai politik pun banyak semakin banyak macamnya. Partai-partai Islam misalnya, sebagian diantaranya mulai mencitrakan diri sebagai partai yang pluralis dan nasionalis. Akan tetapi menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, hal tersebut menunjukkan bahwa partai tersebut tidak memiliki jati diri."Kalau sudah tidak mau mutlak-mutlakan (Islam), berarti tidak punya identitas," tegas Din di sela-sela acara Refleksi Akhir Tahun Politik Keagamaan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2008)."Kenapa mendirikan partai Islam? Kenapa mendirikan partai berbasis umat Islam?" tanya Din.

"Kritik saya, mereka tidak menampilkan diri sebagai partai Islam. Sok pluralis tapi dasarnya Islam. Datang ke umat Islam kampanye dan jual kecapnya partai Islam. Ini pembodohan," sindirnya tajam.Sebaliknya, Din memuji partai Islam yang konsisten mengusung identitas keislamannya. "Saya salut dengan Partai Bulan Bintang (PBB) yang kadar jati dirinya Islam lalu ingin berbuat sesuatu," pujinya.

Pada kesempatan yang sama, Din juga mengkritik partai nasionalis yang dianggapnya tidak memiliki nasionalisme. "Saya tidak melihat nasionalisme dari kelompok yang menyebut diri mereka nasionalistik. Karena tidak punya jawaban terhadap masalah bangsa," imbuhnya.

Sumber :Mega Putra Ratya - detikNews
Selasa, 23/12/2008 18:14 WIB

22 November 2008

JADWAL PEMILU

Pelaksanaan kampanye pertemuan terbatas (tatap muka, pers, penyebaran bahan)
12 Juli 2008 - 5 April 2009

Pelaksanaan kampanye rapat umum
16 Maret 2009 - 5 April 2009

Masa tenang
6 - 8 April 2009

Pemungutan dan penghitungan suara
9 April 2009

Penetapan hasil pemilu
19 April 2009 (KPU Kab/Kota), 24 April 2009 (KPU Provinsi), 9 Mei 2009 (KPU)

Penetapan perolehan kursi
15 - 17 Mei 2009 (DPRD Kab/Kota), 17 - 18 Mei 2009 (DPRD Provinsi), 19 - 20 Mei 2009 (DPR dan DPD)

Penetapan dan pengumuman calon terpilih
17 - 18 Mei 2009 (DPRD Kab/Kota), 19 - 20 Mei 2009 (DPRD Provinsi), 21 - 24 Mei 2009 (DPR dan DPD)

Pemberitahuan kepada calon terpilih
19 - 24 Mei 2009 (DPRD Kab/Kota), 21 - 28 Mei 2009 (DPRD Provinsi), 25 Mei - 4 Juni 2009 (DPR dan DPD)

Peresmian keanggotaan
Juni 2009 (DPRD Kab/Kota), Juli, Agustus 2009 (DPRD Provinsi), September 2009 (DPR dan DPD)

Pengucapan sumpah/janji
Juli 2009 (DPRD Kab/Kota), Agustus 2009 (DPRD Provinsi), 1 Oktober 2009 (DPR dan DPD)